Selasa, Maret 27, 2012

Kado terindah


Dan saat sore pun tiba aku berusaha menahan suaraku, dan mengatakan
“saya baik-baik saja mam” kataku.
Mendengarkan lembut suaranya membuatku menahan kerinduanku. Bicaralah terus mam, aku mendengar setiap kalimat yang kau katakan. Terdiam karena lantunan suaranya selalu menjadi obat karinduanku.  
“Loh kok mama terus yang ngomong, gantian dong ceritanya” protes mama.

Mama selalu memaksaku bicara ketika terlena menikmati suaranya. Aku ingin mendengar mama cerita lebih lama lagi. Mendengar cerita dari suaranya. Menceritakan banyak hal. Bahkan setiap yang dia lalui tanpaku, mama selalu menceritakannya. Aku tau mama pun merindukanku. Oh mam, ceritakanlah semuanya. Aku suka mendengar suaramu disana……….

Membuat setiap soreku terasa seperti senja terindah karena kerinduan yang  selalu terobati. Sore pun makin mendekati jingganya. Masih teringat seseorang berkata saat hari kelahiranku “moga panjang umur, tercapai targetnya tahun ini, makin cantik, dan tidak membangkan ma ortu, berbakti ma ortu”. Bukkkkkkk kalimat terakhirnya membuat aliran darahku membeku. Apakah memang aku bukanlah anak yang berbakti? Mam, tahukah engkau kalimat itu tiap hari menghantuiku. Ingin berlari dan memelukmu erat. Aku takut ketika engkau juga mengiyakan kata2 orang itu. Teringat sesuatu yang membuatku ada ditempat ini, tempat yang sesungguhnya sangat jauh dari sisimu mam. Ketika engkau menginginkan sesuatu dari anak gadismu ini, dengan segala argumen dan logika aku pura-pura tak peduli. Ditempat ini ku mencoba meyakinkanmu jika putri kecilmu akan bahagia dengan seorang  pangeran yang telah dijanjikan olehNya. Menjadi pangeran untuk akhiratku, bukan hanya sekedar pangeran di duniaku. Hanya itu……..
Akan kukenalkan engkau tentang kado terindah itu. Bukan sekarang. Aku perlu 1 keyakinan lagi dari-Nya